大家好!!!
Halo semuanya, kembali bersama admin #RFQ nih, kali ini aku mau bagiin suatu pengetahuan mengenai budaya Tionghoa yang paling marak di Indonesia nih. Ada yang tau apa itu? Nah betul banget Imlek, apa sih imlek itu? dan apa aja sih yang dilakukan oleh orang Tionghoa saat merayakan imlek hehe? ayo kita cari tau lebih lanjut...
Tahun baru imlek atau tahun baru Tionghoa merupakan sebuah perayaan tahunan terbesar orang Tionghoa. Penanggalan yang digunakan orang Tionghoa merupakan kalender yang berawal dari peradaban dinasti Shang. Sama seperti kalender Hijriah, kalender Tionghoa menggunakan peredaran bulan untuk perhitungan penanggalannya. Awal bulan pada kalender Tionghoa juga hampir mirip dengan kalender Hijriah, di mana bulan baru menjadi awal pergantian bulan.
Pada tanggal 1 Cia-gwee orang-orang Tionghoa akan merayakan imlek atau perayaan musim semi dari tanggal 1 sampai 15. Perayaan imlek menjadi perlambangan kembalinya kehidupan alam semesta setelah kematian saat musim dingin. Hal ini menyebabkan kegembiaraan dan kesenangan saat perayaan imlek ini tiba.
Terdapat beberapa tradisi saat merayakan imlek, yaitu:
1. Biasanya sepuluh hari sebelum perayaan imlek, toko-toko sudah marak menjajakan dagangannya yang bertema dan berkenaan dengan perayaan imlek. Orang-orang akan pergi ke toko-toko untuk membeli baju baru, makanan, dan pernak-pernik perayaan imlek.
2. Setiap keluarga akan bersih-bersih rumah masing-masing, melakukan perbaikan rumah agar terlihat lebih indah ketika merayakan imlek. Hal ini dinamakan 扫尘 saochen. Hal menariknya adalah secara pelafalan antara 尘 chen yang berarti debu dengan 陈 chen yang berarti lama memiliki pelafalan yang serupa, hal ini menjadikan makna bahwa, orang Tionghoa bersih-bersih debu untuk membersihkan ketidakberuntungan dari rumah mereka.
3. Orang Tionghoa menempelkan puisi-puisi musim semi 对联 duilianr dan 春联 chunlian. Puisi-puisi tersebut ditempelkan pada kedua sisi pintu, sebagai harapan dan doa. 对联 duilianr dan 春联 chunlian dituliskan pada kertas warna merah dengan tinta emas atau hitam.
4. Orang-orang Tionghoa mengantungkan lukisan-lukisan dewa-dewa yang memberikan keberkahan seperti Dewa Rezeki (财神 Cai Shen), Dewa Fulushou (福禄寿 Fulushou). Selain itu, orang-orang Tionghoa akan menempelkan lukisan musim semi (迎春接福 Ying Chun Jie Fu), panen (五谷丰登 Wu Gu Feng Deng), ikan (鱼 Yu), dan keduabelas gambar shio.
5. Menggantungkan lampion merah yang merupakan perlambangan kebersamaan, persatuan, keberuntungan, kebahagiaan, semangat, dan penerang hidup.
Selama tengah malam tahun baru, langit akan dipenuhi oleh kembang api dan petasan. Orang-orang Tionghoa akan memeriahkan imlek dengan menyalakan petasan untuk menyambut tahun baru. Hal ini juga dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat yang membaca malapetaka dan sial. Setiap keluarga akan berkumpul bersama, makan besar bersama, dan bersembayang bersama kepada leluhur mereka.
Keesokan paginya, orang-orang Tionghoa akan bangun di pagi hari. Mereka berpakaian baru, melakukan penghormatan kepada orang tua dan keluarga. Selanjutnya melakukan kunjungan atau 拜年 bainian ke rumah saudara. Generasi yang lebih tua akan menyambut generasi muda yang datang untuk memberikan hormat dan menerima angpao atau 红包 hongbao. Memberikan angpao dipercaya dapat memberikan keberuntungan di tahun berikutnya.
Baiklah teman-teman penjelasannya segitu dulu ya, masih ada lanjutannya ko. Oleh karena itu, tetep pantengin terus ya postingan selanjutnya hehe. Terima kasih semuanya.
She was on the steps with a load of laundry when the cellphone rang. Casinos and sportsbooks have vastly bigger advertising budgets. Ads for sportsbooks alone measure in the hundreds of hundreds of thousands annually nationwide, showing up on tv and social media feeds primarily. The problem 카지노 playing hotline, meanwhile, is advertised on the back of metropolis buses – one of the lowest-cost advertising avenues out there. While still a councilman, Ulrich reported playing winnings on his metropolis ethics disclosures of between $5,000 and $47,999 in 2016 and 2017.
BalasHapus