Senin, 24 Agustus 2020

Perkembangan Kesusastraan Belanda (Part 24)

d.       Literatuur in de 17de eeuw.

Literatur pada abad 17 memiliki ciri sebagai berikut:

1.       Bahasa yang sama.

Penggunaan bahasa Belanda mulai dipakai, tapi berbeda dialek. Dialek di Utara lebih keras dan di Selatan lebih halus. Adanya ABN (seperti EYD).

2.       Muncul genre baru.

Muncul genre baru seperti toneel: non tragedie, poezie, dan proza. Dalam puisi muncul tema seperti epische & didaktische elemen. Fabel dan emblemata semakin berkembang.

3.       Pengaruh Renaisans.

Karya sastra yang muncul terpengaruh oleh unsur Renaisans dan pada masa ini semua orang dapat membaca.

4.       Statenbijbel.

Penerjemahan Bijbel dari bahasa Latin ke Bahasa Belanda.

5.       Pengaruh ekonomi.

Percetakan buku semakin marak. Banyak didirikan percetakandi Amsterdam oleh orang-orang Antwerpen yang pindah ke Amsterdam (baca De Val van Antwerpen). Kemudian Amsterdam menjadi pusat perdagangan internasional, pusat percetakan, penerbi, distribusi. Banyak penulis terkenal seperti P. C. Hooft, C. Huygens, dan adanya pusat seni dan sastra.

6.       Didirikannya Eerste Schouwburg.

Didirikan pada tahun 1637. Disebut juga gedung pertunjukan di Amsterdam. Sehingga semakin banyak pertunjukan dan aktivitas sastra meningkat.

7.       Rederijkerskamer.

Het Wir Lavendel dipimpin oleh Joost van Vordel. De Eglantier dipimpin oleh P. C. Hooft. Adanya pembahasan Bahasa Belanda sebagai bahasa kesusastraan.

Share this

0 Comment to "Perkembangan Kesusastraan Belanda (Part 24)"

Posting Komentar