Senin, 24 Agustus 2020

Perkembangan Kesusastraan Belanda (Part 25)

e.       Genre in de 17de eeuw.

Genre yang berkembang pada abad 17 ada empat, yaitu toneel (klassieke tragedie), toneel (non tragedie), poezie, dan proza.

1.       Toneel: Klassieke Tragedie.

Penulis di toneel klassieke tragedie:

a.       G. A. Bredero     : karyanya Moortje.

b.       P. C. Hooft          : karyanya Geraerdt van Velsen.

 

Adapun ciiri dari Toneel: Klassieke Tragedie yaitu:

a.       Terdiri dari 5 babak (5 babak, 4 jeda, 3 aturan).

Dalam satu pertunjukan terdapat 5 babak, 4 jeda, dan 3 aturan. Setiap babak disambung dengan relen (membaca puisi yang berisi reaksi dari penonton dan diakhiri dengan konkusi). Setiap babak harus logis dan beraturan.

b.       Terdapat drieeenheden (oleh Aristoteles).

Harus ada 3 aturan:

1.       Eenheid van tijd.

Pertunjukan harus selesai dalam waktu satu hari.

2.       Eenheid van plaats.

Tempatnya harus sama, gak boleh pindah.

3.       Eenheid van gebeurtenissen (handeling).

Adanya kejadian yang memicu kejadian yang lainnya.

c.       Karakter memiliki posisi yang tinggi.

Fokus pada nasib tokoh utama. Tokoh sangat penting.

d.       Materi harus tingkat tinggi.

Sumber berasal dari tingkatan tertinggi, seperti mitologi klasik atau kisah dari Bijbel.

e.       Suasana hati yang serius dan bahasa yang tinggi.

Menggunakan bahasa yang tinggi.

f.        Berisi hikmat kehidupan yang dirumuskan dengan tepat.

Harus terdapat petunjuk kehidupan / amanat.

g.       Berakhir tragis.

Berakhir sedih karena adanya nasib buruk dan kesalahan orang.

h.       Mengandung unsur supranatural dan kejadian mengerikan.

Misal cerita Yunani. Contoh: Moortje oleh G. A. Bredero.


2.       Toneel: Non Tragedie.

Ciri toneel non tragedie:

a.       Tidak berakhir tragis.

b.       Jalan ceritanya meriah.

c.       Berisi satir atau ironis.

Terdapat:

a.       Het Blijspel.

Termasuk kedalam komedi. Memiliki 2 jenih, yaitu:

1.       Karakter blijspel.

Cerita fokus pada karakter. Contoh: karya Warenaar oleh P. C. Hooft.

2.       Intrige blijspel.

Cerita fokus pada intrik. Contoh: karya Moortje oleh G. A. Bredero.

b.       De Herderspel (pengembala).

Kategori komedi. Tentang kehidupan perasaan, benturan dengan kehidupan kota. Contoh: karya Granida oleh P. C. Hooft.

c.       De Kucht.

Bentuk baru dari di Middeleeuwen. Kategori komedi dan tentang humor.


3.       Poezie.

Penulis di puisi:

a.       G. A. Bredero. Karyanya: Boerengezelschap, Boertigh, Amoreus en Aendachtigh groot liedboek.

b.       J. van de Vondel. Karyanya: Lof der Zeevaert, Het Stokste van Johan van Oldenbarneveldt.

c.       C. Huygens. Karyanya: Voorhout.

Terdapat:

a.       Lofdicht / Liederen.

Puisi pujian untuk orang-orang besar.

b.       Verhalende gedichten.

Puisi atau sajak bercerita. Contoh: Het Stokste van Johan van Oldenbarneveldt.

c.       Puntdicht

Sajak pendek tapi tajam. Sulit di interpretasikan. Contoh: Voorhout. Banyak dijumpai dari karyanya C. Huygens, yaitu Costelijke mal, Hofwijk.

d.       Emblemata.

Gabungan antara gambar dan tulisan. Contoh: Houwelijk dan Trourigh karya Jacob Cats.

e.       Sonneten.

Urutannya 4433. Contoh: Galathea dant Zit de dag komt aan karya P. C. Hooft

f.        Volksliederen.

Lagu-lagu yang membakar semangat.

g.       Het epos / heldendicht.

Cerita atau puisi tentang pahlawan.


4.       Proza.

a.       Pada masa ini, proza bukan genre yang besar, namun mulai lahir pada masa ini. Proza bisa dilihat dari:

1.       Historiewerken.

Berisi tentang peristiwa sejarah. Contoh: Nederlandse Historien karya P. C. Hooft.

2.       Biografieën.

Berisi tentang perjalanan hidup seseorang.

3.       Reisverhalen.

Berisi tentang kisah perjalanan. Reisverhalen dibagi 2, yaitu:

a.       Journaal/Dagboek.

Contoh: Journaal ofte gedenckwaerdeige beschruhuinghe van de Oost-Indische reyse.

b.       Sheepsjournaal.

Share this

0 Comment to "Perkembangan Kesusastraan Belanda (Part 25)"

Posting Komentar