Minggu, 16 Oktober 2016

Bahasa Hakka - 客家話 : Pengenalan


你好! Pada kesempatan ini saya akan mengenalkan Bahasa Hakka.

Jika sobat KePo bingung apa itu bahasa Hakka, tenang saja karena KePosters tidak sendirian. Mungkin KePosters pernah mendengar penuturnya sedang berbicara dalam bahasa Hakka, hanya saja KePosters mengiranya sebagai bahasa Mandarin namun dengan aksen yang lebih keras dan berliku-liku seperti bahasa Kanton. Atau bahkan sobat KePo mengira Bahasa Hakka adalah Bahasa Kanton walaupun memang ada beberapa kemiripan.

Bahkan ada kok sobat KePo yang menyamakan bahasa Hakka dengan bahasa Hokkian yang banyak digunakan oleh orang Tionghua di Medan. Jelas ini salah.

Oleh karena itu, saya akan sedikit bercerita mengenai sejarah Hakka dan keberadaannya di Indonesia.
.
.
APA ITU BAHASA HAKKA?



Bahasa Hakka adalah bahasa yang diciptakan oleh orang Hakka. Hakka (Kèjiā - 客家) adalah salah satu kelompok Tionghoa yang merupakan keturunan asli Dinasti Han. Bahasa yang mereka gunakan pun merupakan dialek Tionghoa termuda setelah 6 dialek inti lainnnya yaitu Mandarin, Cantonese, Wu, Min, Xiang dan Gan. Bahasa Hakka masih menggunakan karakter bahasa Mandarin Kuno namun pelafalan dan kosakata yang digunakan hampir mirip dengan bahasa Mandarin modern sekarang ini.




Orang Hakka pada awalnya merupakan warga bagian utara Tiongkok (bermukim di sekitar Yellow River) yang kemudian bermigrasi ke bagian selatan Tiongkok untuk menghindari perang pada masa Dinasti Jin Timur (Northern Invasion of Huns) sekitar tahun 300 setelah masehi. Sebenarnya KePosters, daerah selatan sana sudah ditempati lho oleh orang-orang Kanton yang bermigrasi terlebih dahulu pada tahun 200an, yaitu setelah Dinasti Gin menyerang Baiyue di wilayah asli Kanton dan menempatkan tentara mereka di sana. Orang Hakka mengalami kesulitan berbaur dengan orang Tionghoa lainnya di sana terutama di bidang bahasa dan tradisi. Mereka kemudian membentuk pemukiman tersendiri yang menjadikan mereka kelompok yang berbeda. Oleh karena itu, muncullah bahasa Hakka yang kemudian disebut oleh orang Kanton sana sebagai dialek baru Tionghoa.







Orang Hakka cenderung bersifat konserfatif sehingga mereka selalu menjaga ketat tradisi keluarga secara turun-menurun sejak Dinasti Ming. Tradisi ini terus dibawa bahkan saat mereka bermigrasi dan bermukim di Indonesia bersama kelompok Tionghoa lainnya. Kedatangan kelompok Tionghua (± 2,8 juta penduduk) ke Indonesia dibagi menjadi tiga gelobang, yaitu:
  1. Gelombang pertama terjadi pada awal abad 15 (Dinasti Ming) pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit sebagai pedagang dan penyebar agama Islam yang dikenalkan oleh Zheng He.
  2. Gelombang kedua terjadi pada tahun 1619 sebagai pekerja untuk Jan Pieterszoon Coen (Gubernur Jendral Hindia Belanda) yang ingin membangun kota Batavia.
  3. Gelombang ketiga pada peristiwa Geger Pacinan atau Tragedi Angke (Belanda: Chinezenmoord) yang kemudian memincu Perang Jawa (1741–1743) dimana orang-orang Tionghoa berkumpul untuk membantu warga lokal melawan pemerintahan Hindia Belanda.



Ketiga gelombang tersebutlah yang membentuk orang Indonesia Tionghua. Walaupun begitu, orang Hakka masih memiliki pemukiman aslinya di Tiongkok sana, yaitu di Meizhou, Huizhou, Tingzhou dan Ganzhou. Pemukiman Hakka yang paling kental terdapat di Fujian Tulou, salah satu situs World Heritage, dimana kita dapat melhat pemukiman tradisional warga Hakka.





Lalu, seperti apa Bahasa Hakka di Indonesia? Sobat KePo sudah pernah bertemu langsung dengan penutur aslinya?

Di Indonesia, terdapat kira-kira 400 penutur asli yang tersebar paling banyak di Pulau Kalimantan, Pulau Jawa dan Pula Bangka-Belitung. Dikarenakan terpencarnya orang Hakka ke seluruh bagian Indonesia dalam waktu yang lama, bahasa Hakka ini pun mengalami perubahan membentuk variasi-variasi baru. Yang paling umum adalah Dialek Meixian (Jakarta, Belitung dan Pontianak) dan Dialek Lufeng (Bangka dan Kalimantan Barat). Bahasa Hakka yang paling banyak dimengerti di Indonesia adalah bahasa yang digunakan oleh warga Hakka di Singkawang, Kalimantan Barat. Banyaknya warga Hakka di Kalimantan Barat (62%) menginisaitif provinsi tersebut untuk membentuk kantor berita orang Tionghoa di sana. Bahkan beberapa program pemerintah seperti pilpres dan pilkada dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Hakka.

Sesuai perkembangan zaman, orang Hakka juga terus memperkenalkan budaya dan bahasa mereka dalam bentuk digital seperti film, lagu dan buku cerita Hakka. Mereka juga melakukan pengenalan budaya melalui kuliner dan cotton prints di seluruh dunia.





Bagaimana ceritanya, sobat KePo? Semoga cerita singkat ini tidak membuat KePosters bingung lagi ya mengenai Bahasa Hakka. 祝你好运! Good luck!

Share this

0 Comment to "Bahasa Hakka - 客家話 : Pengenalan"

Posting Komentar