Jumat, 28 Juni 2019

Budaya Esperanto 1: Ne Reptiliumu!

Bahasa Esperanto — sejak awal diciptakan — memang diniatkan untuk menjadi bahasa jembatan antara esperantis (sebutan untuk penutur Esperanto) satu dengan yang lain. Namun adakalanya esperantis bisa saling tidak mengerti apa yang dibicarakan. Bisa karena seorang berbicara dengan bahasa ketinggian, atau yang diajak bicara memang masih pemula. Dalam situasi ini, biasanya para esperantis mulai menggunakan bahasa lain untuk menjelaskan maksudnya, bisa bahasa ibu mereka atau bahasa yang saling mereka kuasai. Esperantis punya sebuah istilah unik untuk menyebut fenomena ini. Istilah itu adalah reptiliumi.

Tanda "ne krokodilu!" di Château de Grésillon, Prancis

"Reptiliumi" secara bahasa bisa diartikan "menyerupai reptil". Namun secara istilah berarti "menggunakan suatu bahasa selain bahasa Esperanto di acara-acara Esperanto, seperti kongres atau pertemuan antaresperantis". Jadi kalau kalian berbicara dengan bahasa selain bahasa Esperanto di event Esperanto, kalian bakal dibilang seperti reptil, Keposters hahaha. (makanya jangan pake bahasa lain di event Esperanto ya!)

Secara umum, reptiliumi dibagi 3.

Krokodili — bila esperantis berbicara menggunakan bahasa ibu mereka. Dari kata "krokodilo" yang artinya "buaya". Contoh, sesama esperantis Indonesia menggunakan bahasa Indonesia di acara Esperanto, nah itu namanya "krokodili". Konon, buaya memakan mangsanya sambil menangis. Nah orang yang "krokodili" ini diibaratkan punya air mata buaya XD.


Crocodylus niloticus atau buaya nil
Aligatori — bila esperantis (dengan bahasa ibu berbeda) berbicara menggunakan salah satu dari bahasa ibu yang mereka kuasai. Dari kata "aligatoro" yang artinya "aligator". Contoh, esperantis Inggris dan esperantis Indonesia menggunakan bahasa Inggris di acara Esperanto, nah itu namanya "aligatori". "Aligatori" mengandung kata "ali-" yang dalam bahasa Esperanto artinya "yang lainnya, another". Maksudnya, ada orang yang berbahasa ibu A dan yang lainnya berbicara dengannya menggunakan bahasa ibu A.


Alligator mississippiensis atau aligator amerika
Kajmani — bila esperantis (dengan bahasa ibu berbeda) berbicara menggunakan bahasa yang mereka kuasai (tapi bukan bahasa ibu mereka). Dari kata "kajmano" yang artinya "buaya caiman". "Kajmani" mengandung kata "kaj", yang artinya "dan; maupun". Maksudnya, baik esperantis yang satu maupun yang lain berbicara dengan bahasa yang mereka kuasai. Contoh esperantis Jepang dan esperantis Belgia berbicara dengan bahasa Indonesia. Ini pernah terjadi loh gaes, hahaha. Teman admin seorang esperantis Belgia mau berbicara dengan esperantis Jepang. Namun esperantis Jepang ini masih pemula jadi belum fasih berbahasa Esperanto. Karena mereka sama-sama bisa bahasa Indonesia, akhirnya mereka berbicara dengan bahasa Indonesia. Bayangkan, orang Belgia dan orang Jepang berbicara dengan bahasa Indonesia dalam sebuah event Esperanto yang diselenggarakan di Vietnam. Nah loh, bingung kan? :'D

Caiman latirostris
Nah, tapi biasanya esperantis yang tua enggan memakai istilah-istilah ini. Mereka biasanya kelompok yang tidak suka kalau Esperanto "dirusak" dengan bahasa-bahasa kekinian. Alih-alih menggunakan istilah-istilah di atas, mereka menggunakan kata nacilingvumi, yang secara harfiah diartikan "menggunakan bahasa nasional "selain bahasa Esperanto".

Nah, gimana guys? Bahasa Esperanto unik kan? Yuk belajar bahasa Esperanto bareng KePo. Admin #EN pamit undur diri dulu. Sampai ketemu di kesempatan lain. Ĝis revido!

Share this

1 Response to "Budaya Esperanto 1: Ne Reptiliumu!"

  1. makanya ta lim kan aku udah nanya kamu mau aku ajak bicara pake bahasa manusia apa bahasa ikan

    BalasHapus